Jumat, 31 Desember 2010

#2010memories

Berawal dari hastag di jejaring sosial twitter yang memaksa para tweeps untuk kembali mengenang semua kenangan (baik yang senang maupun sedih) yang mereka lalui sepanjang tahun 2010 ini.
Saat mengawali tulisan ini jam di laptop saya menunjukkan pukul 21.15, dua jam empat puluh lima menit menjelang tahun 2011. Saya akan mencoba mengingat-ingat lagi beberapa kenangan yang telah saya lewati di tahun ini.
Tahun 2010 ini saya awali di rumah 'Si Dia', tepatnya di daerah Banyu Urip, yang saat itu baru saya sadari sebagai salah satu spot terbaik dalam menikmati malam pergantian tahun di Surabaya dengan ratusan petasan dan kembang api beraneka warna yang bergantian menggemakan tanda dimulainya sebuah tahun yang baru.
Menjelang pertengahan tahun, sebagai anak SMA yang mencoba aktif (baca : eksis), saya yang kebetulan mantan 'Anak Mading' terpilih menjadi salah satu panitia pada acara STARSHIP besutan anak-anak SMADA. Banyak sekali kenangan indah selama STARSHIP, keringat, tawa, tangis kami bagi bersama. Terlebih acara yang diakhiri dengan konser band khas Pensi anak SMA ini cukup memuaskan, memang ada beberapa masalah yang harus diselesaikan kemudian hari, namun hal itu tidak mengurangi rasa bahagia kami.
Menjelang akhir tahun, tepatnya dimulai awal bulan Desember, sifat nasionalis bangsa Indonesia dibangkitkan oleh tampilnya Timnas Indonesia di ajang piala AFF. Saya yang sebetulnya tidak terlalu tertarik dengan sepak bola dan kawan-kawannya ini juga ikut larut dalam nasionalisme Tim Garuda yang digawangi Firman Utina dkk tersebut.
Ada beberapa kejadian di tahun 2010 yang akan selalu terkenang sepanjang hidup saya. Yang pertama, meninggalnya seorang kawan saya, teman sejak SMP, Dimas Taufik Hidayanto secara tiba-tiba karena sakit yang dideritanya di pertengahan tahun ini. Sebetulnya, sejak awal saya telah mendapat firasat buruk, ada bisikan yang mengatakan "Penyakitnya udah parah, dia ga akan selamat". Dan firasat itupun menjadi kenyataan.
Dan yang kedua, adalah tuntutan murid-murid Smada, yang disuarakan oleh seorang Alif Hamka dihadapan seluruh penduduk Smada, ditujukan kepada Bapak Mantan Kepala Sekolah kita tercinta untuk meminta maaf atas beberapa kesalahan yang entah sengaja atau tidak telah dilakukan beliau. Saya tidak tahu mengapa, tapi setiap mengingat kejadian ini saya menrinding, tiap menceritakannya kepada orang lain saya menggigil, sebuah perasaan yang saya sendiri tidak tahu apa, mungkin hanya sebuah perasaan yang juga dirasakan oleh para Mahasiswa angkatan 98 yang memperjuangkan reformasi.
Dan terakhir, tahun ini telah dibuka dan masih ditutup oleh orang yang sama di hati saya, seorang Dina Rosita. Saya akui, memang benar banyak sekali godaan, terutama bagi saya sebagai cowo dengan naluri alamiah saya. Namun kami telah berhasil melewati setidaknya satu tahun ini bersama, walaupun jalan yang kami tempuh tidak selalu mulus, dan saya yakin tidak akan pernah semulus jalan tol, tapi kami yakin kami bisa, dengan dukungan Allah SWT tentunya.
Yang paling terakhir sendiri, Di tahun baru ini banyak pekerjaan berat yang menunggu saya dan teman-teman seperjuangan lainnya. Tidak akan ada lagi istilah santai, tidak akan ada lagi waktu untuk bermain-main, yang ada hanya memfokuskan diri untuk bertarung melawan semua ujian, dan mencoba mengatur masa depan yang ada di depan mata.
Semoga Allah SWT selalu bersama kita,teman.
Saat ini pukul 22.10, tak terasa sudah satu jam saya habiskan untuk menulis memori-memori tersebut. Tahun 2011 memang masih kurang 2 jam lagi, namun saya ingin mengawalinya dengan ucapan,
Selamat Tahun Baru 2011
Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT